Corona Sebuah Konspirasi?

Pandemi virus Covid 19 atau yang familiar disebut corona menimbulkan persepi beragam. Apakah virus ini memang muncul secara alami? atau memang sengaja disebarkan sebagai senjata biologis oleh suatu negara?. Berbagai opini muncul untuk menyikapi hal tersebut. Berikut beberapa pendapat yang mengetengah di masyarakat terkait virus yang penyebaran sangat masih dan melanda hampir semua negara di dunia, bahkan negara besar dibuat kelabakan karena ulah virus ini, sampai saat ini virus corona telah menginspeksi hampir 1,3 juta penduduk dunia dan kemungkinan akan terus bertambah tanpa bisa diperkirakan sampai kapan virus ini akan berakhir,

Beberapa media telah mengulas bahwa ini sebuah konspirasi.

Virus Covid 19 adalah Senjata Biologis
Seperti yang diberitakan dalam Kompas.com Artikel Daniel Jolley dan Pia Lamberty dengan editor Sherine Wangsa menyatakan SARS-COV-2 terus menyebar di seluruh dunia, dengan kasus-kasus baru dilaporkan terus menerus. Yang juga menyebar sama cepatnya, tampaknya, adalah teori- teori konspirasi yang mengklaim ada aktor kuat merencanakan sesuatu yang jahat berkaitan dengan virus penyebab COVID-19 ini. Penelitian kami terhadap teori konspirasi medis menunjukkan bahwa fenomena ini memiliki potensi untuk berdampak sama berbahayanya pada masyarakat seperti wabah itu sendiri. Satu teori konspirasi menyebut bahwa virus ini adalah senjata biologis yang direkayasa oleh Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat sebagai cara untuk berperang di China. Sementara teori lain yakin bahwa pemerintah Inggris dan Amerika Serikat memperkenalkan virus ini sebagai cara untuk menghasilkan uang dari vaksin.
Meskipun banyak dari teori konspirasi ini tampaknya dibuat-buat, keyakinan bahwa kekuatan jahat sedang melakukan sebuah rencana rahasia tersebar luas di setiap masyarakat. Sering kali ini berhubungan dengan kesehatan. Sebuah jajak pendapat besar YouGov pada 2019 menemukan 16% responden di Spanyol yakin bahwa HIV diciptakan dan disebarkan ke seluruh dunia dengan sengaja oleh suatu kelompok atau organisasi rahasia. Dan 27% responden dari Prancis dan 12% dari Inggris yakin bahwa “kebenaran di balik efek berbahaya dari vaksin sengaja disembunyikan dari publik”. Penyebaran berita palsu dan teori konspirasi seputar wabah COVID-19 adalah masalah yang sangat serius. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan membuat laman web “myth busters” untuk mencoba dan mengatasinya.

Virus corona dilepaskan dari laboratorium Tiongkok

Seperti yang diberitakan dalam idntimes.com dengan judul 7 teori konspirasi virus corona menuliskan bahwa banyak yang menduga bahwa virus corona atau yang dikenal sebagai SARS-CoV-2 ini berasal dari laboratorium Tiongkok. Mereka sengaja dibuat dan dilepaskan sebagai bioweapon atau senjata biologis. Walaupun terdengar mencurigakan, tidak sedikit orang yang termakan oleh teori konspirasi ini.  Lalu bagaimana kenyataannya? Menurut jurnal dari Scripps Research yang sengaja menginvestigasi hal ini, anatomi SARS-CoV-2 sangatlah natural. Tidak terlihat campur tangan laboratorium di dalamnya. Studi tersebut juga menyebut bahwa virus ini sangat mirip dengan yang sering ditemukan pada kelelawar dan pangolin. Itu artinya mereka benar-benar alami. Namun peneliti mengungkap bahwa dulunya, virus ini tidak menyebabkan dampak apa pun pada manusia.

Wabah virus memang terjadi setiap 100 tahun

Tahun dengan angka belakang “20” kabarnya merupakan tahun yang terkutuk. Berikut ini penjabarannya:
    Tahun 1720: terjadi peristiwa Black Death, wabah pes yang sempat membunuh 50 juta orang di dunia;
    Tahun 1820: wabah kolera pertama ditemukan, penyakit mematikan yang sering mewabah di sebagian negara di dunia;
    Tahun 1920: wabah flu Spanyol, menginfeksi 500 juta orang atau sepertiga populasi dunia saat itu.

Seratus tahun kemudian, pandemi COVID-19 pun terjadi. Hal ini meyakinkan banyak orang bahwa virus memang menyerang dunia setiap seratus tahun sekali. Namun apakah teori ini benar? Sayangnya hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa ini merupakan pola yang pasti. Menurut AFP Fact Check, sebagian virus memang bersifat musiman dan memiliki siklus tapi mereka tentu tidak mengikuti pola-pola seperti yang disebutkan. Lagi pula, tahun yang disebutkan pada wabah-wabah itu pun tidak tepat, hanya perkiraan puncaknya saja. Black Death mulai terjadi pada 1720 hingga 1722, kolera terjadi mulai 1817, sedangkan flu Spanyol merebak pada 1918 hingga 1920.

Virus corona berasal dari luar angkasa

irus corona berasal dari luar angkasa? Teori yang satu ini dikemukakan pertama kali oleh Chandra Wickramasinghe, seorang ahli astronomi dan astrobiologi. Menurutnya, virus corona bisa jadi datang bersamaan dengan komet atau batuan luar angkasa yang jatuh ke Bumi sekitar Oktober 2019 di Tiongkok bagian Utara.
Ternyata memang benar bahwa ada batuan luar angkasa yang jatuh di sekitar wilayah Tiongkok. Akan tetapi tidak ada meteorit yang sampai ke tanah. Selain itu, klaim ini tidak bisa dibuktikan, karena selama ini, tidak ada tanda kehidupan di luar angkasa.
    “Ini adalah salah satu kasus di mana klaim yang luar biasa membutuhkan bukti yang luar biasa pula. Jika ini nyata, maka bagus, tapi kita tidak bisa langsung terjun dalam kesimpulan tanpa melaksanakan tugas kita sebagai ilmuwan,” kata Graham Lau, seorang ahli astrobiologi NASA kepada LiveScience.


Pasien nomor nol virus corona berasal dari Amerika Serikat

Penelusuran mengenai pasien nomor nol atau “patient zero” dari COVID-19 sempat dilakukan pada Maret lalu di Tiongkok, negara pertama yang terinfeksi. Hingga saat ini pun tidak ada yang bisa memprediksi siapakah orang pertama yang terjangkit tersebut.
Namun pada pertengahan Maret lalu, seorang pejabat Tiongkok bernama Lijian Zhao menuding bahwa patient zero tersebut sebenarnya berasal dari Amerika Serikat. Begini pernyataannya yang dikemukakan melalui akun Twitternya:

    “Mungkin saja tentara Amerika Serikat yang membawa epidemi ini ke Wuhan. Ayo transparan! Buka datamu ke publik! Amerika Serikat berhutang penjelasan kepada kita,” tulis Zhao.

Tidak ada yang tahu kenapa Zhao bisa membuat pernyataan seperti itu. Namun lagi-lagi, teori konspirasi tersebut tidak bisa dibuktikan. Nyatanya, sembilan kasus yang pertama dilaporkan berasal dari penduduk di provinsi Hubei, Tiongkok. Akan tetapi siapa orang yang pertama tertular tidak diketahui.


COVID-19 bukan disebabkan oleh virus melainkan radiasi 5G

Teori konspirasi berikutnya mengatakan bahwa pandemi yang sedang terjadi ini bukan disebabkan oleh virus, melainkan radiasi 5G. Pasalnya pada November 2019 lalu, Tiongkok memang sedang membangun sarana dari teknologi terbaru itu. Menurut teori tersebut, gelombang yang dihasilkan 5G merusak oksigen dalam pembuluh darah kita. Itulah alasan kenapa banyak orang yang tiba-tiba jatuh dan pingsan di Tiongkok. 5G memang telah menuai kontroversi sejak pertama kali dikemukakan. Namun tidak ada bukti bahwa layanan tersebut bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Terlebih menyebabkan penyakit seperti COVID-19.
eskipun banyak dari teori konspirasi ini tampaknya dibuat-buat, keyakinan bahwa kekuatan jahat sedang melakukan sebuah rencana rahasia tersebar luas di setiap masyarakat. Sering kali ini berhubungan dengan kesehatan. Sebuah jajak pendapat besar YouGov pada 2019 menemukan 16% responden di Spanyol yakin bahwa HIV diciptakan dan disebarkan ke seluruh dunia dengan sengaja oleh suatu kelompok atau organisasi rahasia. Dan 27% responden dari Prancis dan 12% dari Inggris yakin bahwa “kebenaran di balik efek berbahaya dari vaksin sengaja disembunyikan dari publik”. Penyebaran berita palsu dan teori konspirasi seputar wabah COVID-19 adalah masalah yang sangat serius. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan membuat laman web “myth busters” untuk mencoba dan mengatasinya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teori Konspirasi Virus Corona Masalah Serius, Bisa Bahayakan Nyawa", https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/28/120400023/teori-konspirasi-virus-corona-masalah-serius-bisa-bahayakan-nyawa.

Editor : Shierine Wangsa Wibawa

Comments

Popular posts from this blog

150.000 orang meninggal karena corona

Hal Unik dari Pandemi Corona